Askorbil palmitat adalah ester yang terbentuk dari asam askorbat dan asam palmitat yang menghasilkan vitamin C yang larut dalam lemak. Selain digunakan sebagai sumber vitamin C, ia juga digunakan sebagai zat tambahan makanan antioksidan.

Arkorbil Palmitat sering kita jumpai ada produk margarin, sereal untuk sarapan, pasta, bumbu, dan makanan bayi. Walaupun penggunaan Askorbil palmitat sebagai zat tambahan makanan dan tidak memperlihatkan adanya efek racun, zat ini tetap harus dilakukan pengecekan sesuai dengan batas ADI (Acceptable Daily Intake )yang diperbolehkan dan tertuang dalam peraturan Perka BPOM No. 38 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP Antioksidan. 

Kolin adalah nutrisi yang larut dalam air yang terkait dengan vitamin lain, seperti folat dan yang ada dalam keluarga vitamin B kompleks. Sama seperti vitamin B, kolin memainkan peran yang sama dalam hal mendukung energi dan fungsi otak, serta menjaga metabolisme tetap aktif. Asupan kolin bagi tubuh dapat diperoleh melalui dua sumber utama, yaitu dari sintesis di dalam tubuh secara alami dan dari pangan yang dimakan.

Kolin dalam bahan pangan umumnya ditemukan dalam bentuk fosfatidilkolin (lesitin), seperti yang banyak ditemukan dalam susu, telur, hati, dan kacang tanah. Fosfatidilkolin mengandung kolin dengan persentase hingga 13 persen bobot per bobot.

Berdasarkan hasil beberapa penelitian, jumlah konsumsi kolin harian rata-rata pada orang dewasa adalah 730 – 1040 mg per hari. Atas dasar itu, maka pengecekan zat tersebut sangat dianjurkan untuk memenuhi nilai AKG (Angka Kecukupan Gizi) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi

PT TÜV NORD Indonesia saat ini telah memiliki Teknologi analisa Askorbil Palmitat menggunakan instrumen HPLC dengan Limit Deteksi 1,09 mg/kg dan Kolin menggunakan instrumen LC-MS/MS dengan Limit Deteksi  0,064 mg/kg, pada produk makanan untuk mendukung industri yang ada di Indonesia.